SAMPEK ENGTAY
Sekolah Yayasan Putra Bangsa di Betawi
---------Pagi----------
(Guru tengah meluapkan kemarahan kepada murid-muridnya. Memukul bel berkali-kali dan baru berhenti ketika murid-murid sudah berkumpul semua. Dia menatap murid satu demi satu)
Guru
Siapa di antara kamu yang kencing sambil berdiri?
Murid-Murid
(Semua mengacungkan tangan. Kecuali Engtay)
Guru
Sejak kapan kamu kencing sambil berdiri?
Murid-Murid
Sejak kami kecil, guru.
Guru
Itu menyalahi peraturan. Apa bunyi peraturan tentang kencing?
Murid 1
Seingat saya, sekolah kita tidak pernah membuat peraturan tentang kecing, guru. Yang ada hanya peraturan yang berbunyi : Jaga Kebersihan!
Guru
(Membentak) Jaga Kebersihan! Jaga Kebersihan! Bunyi peraturan itu bisa berlaku untuk segala perkara, termasuk perkara kencing dan buang air besar. Paham!
Murid-Murid
(Ketakutan) Paham, guru.
Guru
Tapi, coba lihat sekarang di tembok WC dan kamar mandi. Hitamnya, kotornya. Bagaimana cara kamu menjaga kebersihan? Dengan cara mengotorinya? Itu akibat kamu kencing sambil berdiri.
Engtay
(Mengacungkan tangan)
Guru
Kenapa Engtay? Mau ngomong apa? Kamu satu-satunya yang tadi tidak tergolong kepada para kencing-berdiawan ini. Apa kamu kencing sambil jongkok? Atau sambil tidur?
Engtay
(Menahan senyum)
Maaf, guru. Saya kencing sambil jongkok sejak saya kecil. Sudah kebiasaan, kencing sambil berdiri, bukan saja menyalahi peraturan sekolah kita, tapi juga melanggar ujar-ujar kitab yang bunyinya : "Jongkoklah waktu buang air kecil dan besar, supaya kotoran tidak akan berceceran."
Guru
Itulah yang ingin aku utarakan pagi ini. Otakmu encer sekali Engtay dan sungguh tahu aturan. Kamu betul-betul kutu buku. Apalagi kalimat-kalimat dalam kitab yang kamu baca perihal kencing? Katakan, biar kawan-kawanmu yang bebal ini mendengar.
Engtay
(Berlagak menghafal)
Yang keluar saat buang air kecil harus air. Kalau darah, itu pertanda kita sakit. Segera periksa ke dokter!
Guru
Bagus. Apa lagi? Apa lagi?
Engtay
Terlalu buang air kecil, beser namanya. Susah buang air kecil, mungkin kena kencing batu. Segera berobat! Jangan hobi menahan kencing! Sebab, kencing alamiah sifatnya. Dan harus dikeluarkan.
Engtay
Dengan kata lain, semua kotoran harus segera dibuang.
Guru
Bagus, bagus. Sejak in, dengar bunyi peraturan dari kitab-kitab itu. Dan patuhi! Kamu yang melanggar akan aku suruh hukum pukul tongkat tujuh kali. Hafalkan peraturannya, terutama mengenai kencing sambil jongkok itu tadi. Sekarang, kamu aku hukum membersihkan WC dan kamar mandi. Semuanya kecuali Engtay!
Murid-Murid
Kamu patuh guru.
Guru
Sekian pelajaran tentang kencing. Hukuman harus segera dilaksanakan sekarang juga! (pergi)
(Musik terdengar. Masuk dalang omong sama penonton)
Dalang
Para pemirsa, tahu kan siapa biang keladi perkara ini? Tidak lain dan tidak bukan Engtay sendiri. Pahamkan mengapa ia berbuat demikian? Engtay tidak ingin rahasianya terbuka. Ya, kan? Mana mungkin seorang perempuan sanggup kencing sambil berdiri tanpa berceceran? Kalau kawan-kawannya memergoki bagaimana cara Engtay kencing, bagaimana? Kan mereka bisa curiga? Jadi, Engtay pun berpikir keras, mencari akal bagaimana agar kencing sambil jongkok dijadikan peraturan sekolah.
Dalang
Lalu, diambilnya tinta bak dan disiramkannya ke tembok-tembok WC. Tuh, jadi kotor, kan? Engtay berhasil. Cerdekiawan sekali anak itu. Selanjutnya ada apa ini, ada apa ini? Adegan apa? Oo, iya, adegan Pasar Malam!
Lampu berubah...